Senin, 28 Mei 2007

catatan yang tertinggal

Aku kangen bertutur lagi......
Awal Mei, kembali aku dapat penugasan survei batas daerah ke Sumatera Utara, tepatnya perbatasan Kab. Labuhan Batu (sumut) dengan kab. Rokan Hilir (Riau). Bersama-sama dengan Tim Pusat (Ditjen PUM Depdagri, Bakosurtanal dan Dittopad). 5 personel, Jumat pagi 2 Mei 2007 jam 06.55, take off dari Bandara Sukarno Hatta dengan Batavia air. Tiba di Medan jam 09.05 WIB, disambut Pak Ritonga (Pejabat dari Pemprov Sumut), mobil lapangan sudah stand by.
Setelah berdiskusi sebentar, perjalanan ke Rantau Prapat mulai. Singgah sebentar di Rumah Sakit......(lupa, tapi RS swasta yang bagus di Medan) jenguk saudara Pak Sutrisno (Sekditjen PUM) yang terbaring sakit (stroke) saat mendampingi Menteri Kehutanan ke Sumatera Utara. Sekitar 20 menit, rombongan sdh dalam mobil dan memulai perjalanan melintasi kota medan, tebing tinggi, melewati perkebunan kelapa sawit, karet, dan kota-kota, perkampungan sepanjang rute perjalanan sumatera timur menuju Rantauprapat. Sepanjang perjalanan, sejaum mata memandang yang tampak hamparan kelapa sawit dan karet yang begitu luas. Pantas aja daerah Sumatera Timur lebih sejahtera dibanding masyarakat Sumut bagian Barat. Saya jadi teringat perjalanan ke sebagain wilayah itu 10 tahun lalu.
Makan siang di Perbaungan, ada menu khas yang cukup digemari, martabe... ternyata jus markisa terong belanda (Tiung sebutannya di kampungku Sidikalang). Enak dan segar, asem2 manis... Wah...makan di restotan melayu (melayu cina kali...) full menu makan. Meja yang dikerumuni 8 orang penuh dengan berbagai jenis makanan khas sumut (yang halal lho...) banyak yang bersantan, kuahnya warna kuning kemerah-merahan. Keripik udangnya enak bangat. sayur daun ubi + sambal terasi...uhh...Kenyang.....
Sekitar jam 4 sore tiba di Rantaupratat, dan nginap di Hotel Nuansa (sempat juga ukur posisi hotel dengan GPS dengan koordinat Hotel Nuansa LB : N 020 05’ 439” ; E 990 50’ 552” ) Hotelnya model resort... bagus juga. Istrihat....
Jam 7 malam, ada jamuan dari ASS I Pemkab Labuhanbatu. Makan malam di Restoran (wah..Sunda bangat nama restorannya...). Tapi menunya Indonesia bangat, pecel lele, makanan jawa, dan yang khas adalah ikan Baung bakar... sejenis lele. Trus jus Martabe dan jus buah pinang. Kaget juga, jus buah pinang... gimana ngejusnya, buah keras bangat. Ternyata buah yang masih muda. Rasanya sepat-sepat manis, agak mirip bandrek juga. Konon nih..menurut orang2 sana, jus buah pinang meningkatkan libido laki-laki.... njreng..ng..ng... uh...
Besok paginnya pekerjaan utama dimulai. Tapi teman dari Bakosurtanal tidak bisa ikut survei, tiba-tib mendadak sakit. Jam 4 pagi, kita semua sudah kasak kusuk cari dokter, bawa ke rumah sakit, cari infus, obat....uh... Sakitnya parah juga.
Silaturahmi dulu ke Wakil Bupati, trus bersama-sama beliau dengan mobil dinasnya yang full sirene meraung-raung (peka juga telingaku) lengkap dengan rombongannya bergerak kelokasi. Memasuki daerah perkebunan kelapa sawit. Seru juga perjalannnya, melewati jalan tanah (untung tidak hujan). Tubuh terlempar kiri kanan. Seru bangat. 3 jam perjalanan menuju titik pertama. (segini dulu yah....) ntar lanjut penuturan dan foto-foto lapangan......

Lanjut bertutur ya….

Tugas utama ke Perbatasan Sumut (Kab. Labuhanbatu) – Riau (Kab. Rohil), survey lokasi yang “disengkatakan” antara kedua pemerintahan. Mengukur posisinya, dan mencari data dari masyarakat. Banyak juga dapat informasi baru tentang kedudukan wilayah yang diklaim masing-masing provinsi tersebut. Khususnya desa Cindur. Survei ke lokasi sungai (pertemuan 3 sungai yang saat itu banjir). Menurut penduduk setempat, dulunya patok batas provinsi ada dekat sungai, di bawah (kolong) rumah penduduk. Mungkin sudah rusak. Yang ada patok yang sudah tua tapi tanpa informasi yang hampir terendam banjir. Berada di belakang rumah penduduk, dan untuk menjangkau patok itu, harus melalui jempatan sebilah papan tau naik sampan.


Tidak ada komentar: