Selasa, 25 September 2007

Kunjungan September




Aku sempatkan bertutur lagi…..

Seharusnya dari awal september, aku mencurahkan segala pengalamanku, dengan harapan bulan ini hidup semakin ceria, semangat bergelora….September ceria, September sukses.

Hampir satu bulan jaringan internet di ruanganku terputus, nggak tau karena alasan apa. Ada rasa terisolasi, biasanya informasi online, semua berita terbaru dengan mudahnya tertayang di monitor. Gossip perceraian artis juga, tergadang jadi bahan referensi juga, yah… sekedar mengimbangi celoteh teman-teman yang gemar hot gossip artis Indonesia yang belakangan ini hobby kawin cerai, ada yang bilang emansipasi….betul nggak ya?

Awal September tepatnya tanggal 5, kunjungan lapangan (penugasan dari kantor nihh) ke Kuningan Jawa Barat. Masih terkait dengan tugas penataan batas daerah, khususnya batas Provinsi Jawa Barat dengan Jawa Tengah. Pertemuan dengan pemerintah kabupaten yang berbatasan dilaksanakan di kantor bupati kuningan. Sosialisasi berjalan lancar dan pelacakan batas sudah dimulai. Hari berikutnya, aku diperintahkan bosku ke Brebes (bareng Pak Supriyadi, rekan senior di ruangan), untuk acara yang lebih teknis, Padahal rencana sebelumnya selesai acara di kuningan, rombongan akan bertolak ke Pekalongan untuk acara sosialisasi batas daerah. Akhirnya berbagi tugas, begitulah.

Pagi hari,bersama dengan rombongan pemkab kuningan dan konsultan PT Exsa (2 mobil), tim menuju salah satu kecamatan yang berbatasan di kab. Brebes. Perjalanan lumayan panjang, melewati perkampungan, membuat suasana berbeda dengan pandangan alam yang berbeda. Menyenangkan. Sekitar jam 10 pagi tiba di tempat tertemuan (kantor camat Bandarejo), peserta yang terdiri dari kepala desa, lurah, camat daerah perbatasan kedua kabupaten (Kuningan dan Brebes) sudah duduk rapi, udah siap dengan ceramah he..he..he… kali ini giliran aku untuk menjelaskan rencana kegiatan dan pentingnya batas daerah serta bagaimana tahapan pelaksanaannya. Setelah perkenalan dengan pak camat, acara dilanjutkan di balai pertemuan kecamatan. Saya didaulat untuk mewakili depdagri untuk memaparkan rencana pekerjaan batas daerah. Dengan rasa PD yang tinggi (kan harus berwibawa…..) aku awali dengan sapaan dan perkenalan diri dan tim dari Jakarta serta menceritakan tugas-tugas yang dijalankan di subdit batas antar daerah. Aku coba membangkitkan semangat para kepala desa (banyak yang sudah pada usia tua) agar mereka siap terjun ke lapangan (walaupun masih menjalanankan puasa). Mereka yang lebih paham kondisi wilayah mereka, sehingga akan sangat membantu pihak konsultan melaksanakan pelacakan batas. Lumayan melelahkan, tapi aku senang dengan semangat para kepala desa/lurah yang walaupun dalam usia yang tidak muda lagi, mereka tetap memberi diri untuk membangun desanya.

Jam 14.30 acara selesai, tim pulang ke Jakarta. Dalam perjalanan terhibur juga dengan cerita pak Lukman yang berbau “arab”. Lucu, humoris. Wah, aku sempat dapat oleh2 dua ember peyem (khas kuningan) dan Jeniper ( itu lho… Jeruk Nipis Peras) dari Anang (teman kuliah geodesi UGM Yogya). Aku sering panggil dia Anang Black, kulitnya hitam legam…. (sori Nang…). Thanks ya Nang, peyemnya aku distribusi di kantor, pada senang buangat. Malam jam 8.30 tiba di kebon sirih, badan sudah capek, pengen cepat-cepat istirahat.

Nah, kedua… tanggal 18 lalu, aku dan pak Gondo (kasubdit batas antar daerah) berangkat ke Palu atas undangan Pemprov. Sulteng. Pemda Sulteng menyelenggarakan Rakor dan Ratek batas daerah dan toponimi. Seminggu sebelumnya aku sudah persiapkan seluruh materi/makalah yang seyogynya dipresentasikan oleh pak Kartiko (Dir. Wiltas). Setelah mengikuti rapat di Kom II DPR RI. Kami pamit ke Direktur, langsung menuju bandara sukarno hatta. Dengan Batavia Air, jam 15.40 take off (molor 40 mnt dari jadwal). Transit di Balikpapan (turun dari pesawat langsung naik ke pesawat Batavia air yang sudah stand by di sebelahnya). Biasanya ada waktu transit 25 mnt di ruang tunggu bandara sepinggan. Mungkin karena berangkat telat dari Jakarta, akhirnya pindah pesawat seperti naik pindah bis kota aja.

Tiba di Palu (Bandara Mutiara) sekitar jam 8.30 malam. Kita dijemput Pak Wim (Karo Pem Prov Sulteng). Langsung menuju Restoran di pinggir pantai. Memasuki restoran, disambut aroma ikan bakar yang mengundang selera malan. Kebetulan lapar bangat, ndak makan roti di pesawat (ikut puasa). Setelah pilih2, duduk di meja yang menjorok ke laut, menikmati pemandangan cahaya lampu perahu nelayan yang sedang melaut dan pantulan cahaya lampu bangunan di kejauhan. Sebelum makan, ada panggilan untuk menyumbang lagu….wah…aku harus nyanyi, kata Pak Wim, orang Batak pasti bisa nyanyi. Lumayan….. 2 lagu tersumbangkan, mudah-mudahan nggak sumbang he..he..he.. Trus, menikmati makan malam, waouw…sop kepala ikan….makanan favoritku…ternyata dipesan pak Wim, sedap bangat (makaseh banyak pak Wim, kapan2 pesan lagi ya….).

Nginap di hotel Rama. Yah odol ndak ada, sabun mandi cuman satu. Sandal hotel ndak ada. Terpaksa minta tolong office boy membeli, walaupun sudah tengah malam, masa gak sikat gigi…. Seram deh… Aku sempatkan juga menyiapkan materi tayangan untuk makalah kedua yang akan dipresentasikan sore hari. Pinjam laptop panitia.

Subuh, ikut sahur, tidur lagi. Jam 8, acara dimulai. Pak Gondo memberi ceramah, dengan gayanya yang sedikit lucu, sering menggunakan dan mengawali pembicaraan dengan kata “kita”. Begitulah gayanya. Sore hari lanjut dengan Ratek batas daerah dengan presentasi yang lebih teknis. Menjelang magrib, acara selesai, dilanjutkan dengan buka puasa bersama (makan kolak, roti dan teh manis + kopi). Makan malam dengan Pak Wim + staf dan Pak Widodo (Bakosurtanal) di Restoran Kampung Nelayan. Masih dengan menu sea food. Sop kepala ikan tetap dipesan + ikan bakar, kepiting…. Sedap bangat. Sumbang lagu menjadi wajib, Pak Acri (stafnya Pak Wim) menyebutkan namaku untuk menyumbangkan lagu. Yah…. 2 lagu cukuplah, kali ini lagu manado & pop Indonesia. Kelar menikmati makan, panggilan lagi, untuk menyumbangkan lagu… yahh, biar sudah kenyang, dua lagu lagi, lagu barat aja, aku lebih enjoy.

Kelar makan, Pak Wim mengantar kita jalan-jalan kota Palu, ada jembatan di atas sungai dekat teluk Palu (Jembatan Ponulele….?????) Bagus juga. Jam 23, tiba di hotel, ngantuk, pengen cepat2 tidur, tapi pak gondo ajak cari aqua (air minum di hotel, rasa payau). Jalan kaki, udah tengan malam, nggak ada angkutan, ketemu juga kios kecil. Balik ke hotel, ketemu penjual rambutan dan keripik singkong, beli lagi….. jadi gak ngantuk, ada teman cerita…rambutan dan keripik he..he.he..

Besok paginya tanggal 20, dengan Batavia air, take off jam 08.00. siang hari di Jakarta, langsung ke Senayan, Gedung DPR RI. Lanjut RDP Komisi II dengan Guberbur Jambi, Kepri, Setda Maluku Utara dan Bupati Halmahera Utara. Sempat tertidur pulas di ruang rapat (bukan pada saat RDP lho..tetapi pada saat istirahat……) Nah begitulah ceriaku kali ini.

Tidak ada komentar: